DIMANA MAKAM FATIMAH AZ ZAHRAH ???
Assalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakhatu,
Semoga Alllah Meridhai kita semua..
Mungkin banyak diantara kita yang bertanya-tanya dimanakah sesungguhnya makam Fatimah Az Zahrah putri kesayangan Nabi Muhammad SAW.
Artikel ini kami posting karena begitu banyak
pertanyaan kepada kami tentang kematian Fatima Az Zahra, Sejarah Perselisihan
Antara Fatimah Az Zahra, Anak Kesayangan Rasulullah.
Masalah ini juga telah disepakati kebenarannya
oleh dua mazhab, Sunnah dan Syi'ah.
Orang yang insaf dan berakal tidak akan dapat
lari kecuali harus mengatakan bahwa Abu Bakar berada pada posisi yang keliru
dalam perselisihannya dengan Fatimah, dan ia tidak bisa menolak fakta bahwa Abu
Bakar pernah menzalimi Penghulu Alam semesta ini.
Makam Fatimah |
Mereka yang menelaah sejarah ini dan mengetahui seluk-beluknya secara rinci akan tahu pasti bahwa Abu Bakar pernah mengganggu Siti Fatimah az-Zahra' dan mendustakannya secara sengaja, agar Fatimah tidak mempunyai alasan untuk berhujjah dengan nash-nash al-Ghadir dan lainnya akan keabsahan hak khilafah suaminya dan putra-pamannya, yakni Ali bin Abi Thalib.
Kami telah temukan bukti-bukti yang cukup kuat
dalam hal ini.
Diantaranya adalah, seperti dikatakan oleh ahli
sejarah bahwa Fatimah az-Zahra', (semoga Allah melimpahkan padanya
kesejahteraan) pernah keluar mendatangi tempat-tempat pertemuan kaum Anshar
dan minta mereka membantu dan membai'at Ali.
BACA JUGA : kisah Jibril dan Mikail yang menangis
Mereka menjawab: "Wahai putri Rasulullah,
kami telah berikan bai'at kami pada orang ini (Abu Bakar). Seandainya suamimu
dan putra pamanmu mendahului Abu Bakar niscaya kami tidak akan berpaling
darinya." Ali berkata: "Apakah aku harus tinggalkan Nabi di rumahnya
dan tidak kuurus jenazahnya, lalu keluar berdebat tentang kepemimpinan
ini?" Fatimah menyahut, "Abul Hasan telah melakukan apa yang
sepatutnya beliau lakukan, sementara mereka telah melakukan sesuatu yang hanya
Allah sajalah akan menjadi Penghisab dan Penuntutnya."
Seandainya Abu Bakar memang berniat baik dan
keliru maka kata-kata Fatimah telah cukup untuk menyadarkannya. Tetapi Fatimah
masih tetap marah padanya dan tidak berbicara dengannya sampai beliau
wafat.
Karena Abu Bakar telah menolak setiap tuntutan
Fatimah dan tidak menerima kesaksiannya, bahkan kesaksian suaminya sekalipun,
akhirnya Fatimah murka pada Abu Bakar sampai beliau tidak mengizinkannya hadir
dalam pemakaman jenazahnya, seperti yang dia wasiatkan pada suaminya Ali.
Fatimah juga berwasiat agar jasadnya dikuburkan secara rahasia di malam hari
tanpa boleh diketahui oleh mereka yang menentangnya.
Untuk pembuktian ini seseorang telah
berangkat ke Madinah untuk memastikan kebenaran fakta sejarah ini. Di sana
didapati bahwa pusaranya memang masih tidak diketahui oleh siapa pun. Sebagian
berkata ada di Kamar Nabi, dan sebagian lain berkata ada di rumahnya yang
berhadapan dengan Kamar Nabi.
Ada juga yang berpendapat bahwa pusaranya
terletak di Baqi', di tengah-tengah pusara keluarga Nabi yang lain. Tapi tiada
satupun pendapat yang berani memastikan dimana letaknya.
Alhasil, kami berkesimpulan bahwa Fatimah
az-Zahra' sebenarnya ingin melaporkan kepada generasi muslimin berikutnya
tentang tragedi yang disaksikannya pada zamannya, agar mereka bertanya-tanya
kenapa Fatimah sampai memohon pada suaminya agar dikebumikan di malam hari
secara sembunyi dan tidak dihadiri oleh siapa pun.
Hal ini juga memungkinkan seorang muslim untuk
sampai pada sebuah kebenaran lewat telaah-telaahnya yang intensif dalam bidang
sejarah.
kami juga mendapati bahwa penziarah yang ingin
berziarah ke kuburan Utsman bin Affan terpaksa harus menempuh jalan yang cukup
jauh agar bisa sampai ke sudut akhir dari wilayah tanah pekuburan Jannatul
Baqi'.
Di sana dia juga akan dapati bahwa kuburan
Utsman berada persis di bawah sebuah dinding, sementara kebanyakan sahabat lain
dikuburkan di tempat yang berhampiran dengan pintu masuk Baqi'. Hatta Malik bin
Anas, imam mazhab Maliki, seorang tabi'it-tabi'in (generasi keempat setelah
Nabi) juga dikuburkan dekat dengan istri-istri Nabi.
BACA JUGA : Kisah ketika wafatnya Fatimah Az Zahrah
Hal ini bagi kami bertambah jelas apa yang
dikatakan oleh ahli sejarah bahwa Utsman dikuburkan di Hasy Kaukab, sebidang
tanah milik seorang Yahudi. Pada mulanya kaum muslimin melarang jasad Utsman
dikebumikan di Baqi'. Ketika Mua'wiyah menjabat sebagai khalifah dia beli tanah
milik si Yahudi, kemudian memasukkannya sebagai bagian dari wilayah Baqi', agar
kuburan Utsman juga termasuk di dalamnya.
Mereka yang ziarah ke Baqi' pasti akan dapat
melihat hakekat ini dengan jelas sekali.
Aku semakin heran ketika kuketahui bahwa Fatimah
az-Zahra' AS adalah orang pertama yang menyusul kepergian ayahnya. Antara wafat
Rasul dengan wafat Fatimah hanya dipisahkan selang waktu enam bulan saja.
Demikian pendapat sebagian ahli sejarah.
Tapi anehnya beliau tidak dikuburkan disisi
makam ayahnya!
Apabila Fatimah Zahra' berwasiat agar
dikebumikan secara rahasia, dan beliau tidak dikuburkan dekat dengan pusara
ayahnya seperti yang disebutkan di atas, lalu apa pula gerangan yang terjadi
dengan jenazah putranya Hasan yang tidak dikuburkan dekat dengan pusara
datuknya Muhammad SAW?
Ummul-mukminin Aisyah melarang jasad Hasan
dikebumikan di sana. Ketika Husain datang untuk mengebumikan saudaranya Hasan
di sisi pusara datuknya, Aisyah datang dengan menunggangi baghalnya sambil berteriak,"jangan
kuburkan di rumahku orang yang tidak kusukai!" Bani Umaiah dan Bani
Hasyim nyaris perang. Tetapi Imam Husain kemudian berkata bahwa dia hanya
membawa jenazah saudaranya untuk "tabarruk" pada pusara datuknya,
kemudian dikuburkan di Baqi'. Imam Hasan pernah berpesan agar jangan tertumpah
setetes pun darah karenanya.
Dalam konteks ini Ibnu Abbas mendendangkan
syairnya kepada Aisyah:
Kau tunggangi onta3
Kau tunggangi baghal4
Kalau kau terus hidup
kau akan tunggangi gajah
Sahammu kesembilan dari seperdelapan
tapi telah kau ambil semuanya
Ini adalah contoh dari rangkaian fakta yang
sungguh mengherankan. Bagaimana Aisyah mewarisi semua rumah Nabi sementara
istri-istri beliau berjumlah sembilan, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Abbas
di atas?
Apabila Nabi tidak meninggalkan harta waris
seperti yang disaksikan oleh Abu Bakar kerananya dia melarangnya dari Fatimah,
lalu bagaimana Aisyah dapat mewarisi pusaka Nabi? Apakah ada dalam AlQuran
suatu ayat yang memberikan hak waris pada isteri tapi melarangnya dari anak
perempuan? Ataukah politik yang telah merobah segala sesuatu sehingga anak
perempuan diharamkan dari menerima segala sesuatu dan si isteri diberi segala
sesuatu?
Saya akan membawakan suatu kisah yang
diceritakan oleh sebagian ahli sejarah. Cerita ini ada kaitannya dengan hak
pusaka ini.
Ibnu Abil-Hadid al-Mu'tazili dalam
bukunya Syarhu Nahjil Balaghah pernah berkata: "Suatu hari
Aisyah dan Hafshah datang kepada Utsman pada periode pemerintahannya. Mereka
minta agar pusaka Nabi tersebut diberikan kepada mereka.
Sambil membetulkan cara duduknya, Utsman berkata
kepada Aisyah:" Engkau bersama orang yang duduk ini pernah datang membawa
seorang badui yang masih hadas menyaksikan Nabi SAW bersabda: "Kami para
Nabi tidak meninggalkan harta pusaka." Jika memang benar bahwa Nabi tidak
meninggalkan sebarang warisan, lalu apa yang kalian minta ini? Dan jika memang
Nabi meninggalkan warisan pusaka, kenapa kalian larang haknya Fatimah? Lalu
Aisyah keluar dari rumah Utsman sambil marah-marah dan berkata: "Bunuh si
naâtsal. Sungguh, dia telah kufur."
semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.
Wassalam
sumber : wikipedia
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Saran dan Komentarnya..
( No Spam dan Konten Dewasa )