Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakathuu dan Salam sejahtera untuk kita semua..
Pada kesempatan Kali ini kita akan membahas salah satu kisah cinta yang begitu romantis dari baginda Rasul Muhammad SAW.
Anda mungkin pernah mendengar kisah cinta Qais dan Laila atau
kisah cinta Romeo dan Juliet ataukah Laila dan Majnun ?
Apakah
kisah cinta seperti itu yang dikatakan sebagai kisah cinta sejati ?
Seperti yang sahabat ketahui bahwa kisah cinta mereka tidaklah berakhir
di pelaminan bahkan rela mati demi cintanya.
Lalu, cinta seperti
apakah yang dikatakan sebagai cinta sejati. Cinta sejati antara dua
insan adalah cinta yang terus abadi dalam setelah pernikahan yang
berlandaskan atas kecintaan mereka kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Allah
'Azza Wa Jalla. Walaupun salah satu meninggal, Namun cinta sejati ini
terus saja abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah ini ?
Kisah
cinta yang paling indah ini siapa lagi yang memilikinya kalau bukan
kisah cinta Junjungan kita, Muhammad Saw kepada Khadijah ra.
Baca Juga : Kisah CInta Abu Bakar Ash-Shiddiq
Sungguh
sebuah cinta yang mengaggumkan, cinta yang tetap abadi walaupun
Khadijah telah meninggal. Setahun setelah Khadijah meninggal, ada
seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw.
Wanita ini
bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah ? Engkau memiliki
9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar."
Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, "Masih adakah orang lain setelah Khadijah?"
Kalau
saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka
pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad
Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan
pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi
Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun
setelah 14 tahun Khadijah meninggal.
Pada masa penaklukan kota
Makkah, orang-orang berkumpul di sekeliling Beliau, sementara
orang-orang Quraisy mendatangi Beliau dengan harapan Beliau mau
memaafkan mereka, tiba-tiba Beliau melihat seorang wanita tua yang
datang dari jauh. Beliau langsung meninggalkan kerumunan orang ini.
Berdiri dan bercakap-cakap dengan wanita itu. Beliau kemudian melepaskan
jubah Beliau dan menghamparkannya ke tanah. Beliau duduk dengan wanita
tua itu.
Aisyah bertanya, "Siapa wanita yang diberi kesempatan, waktu, berbicara, dan mendapat perhatian penuh Nabi Saw ini?"
Nabi menjawab, "Wanita ini adalah teman Khadijah."
"Kalian sedang membicarakan apa, ya Rasulullah?" tanya Aisyah
"Kami baru saja membicarakan hari-hari bersama Khadijah."
Mendengar
jawaban Beliau ini, Aisyah pun merasa cemburu. "Apakah engkau masih
mengingat wanita tua ini (Khadijah), padahal ia telah tertimbun tanah
dan Allah telah memberikan ganti untukmu yang lebih baik darinya?"
"Demi
Allah, Allah tidak pernah menggantikan wanita yang lebih baik darinya.
Ia mau menolongku di saat orang-orang mengusirku. Ia mau mempercayaiku
di saat orang-orang mendustakanku."
Aisyah merasa bahwa Rasulullah Saw marah. "Maafkan aku, ya Rasulullah."
"Mintalah maaf kepada Khadijah, baru aku akan memaafkanmu." (Hadits ini diriwayatkan Bukhari dari Aisyah)
Semoga kisah ini bermanfaat untuk kita semua,, Wassalam
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Saran dan Komentarnya..
( No Spam dan Konten Dewasa )