Assalamu alaikum para penikmat senja, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang sebuah kisah keluarga agar kiranya menjadi contoh untuk kita semua. semoga bermanfaat.
Pada suatu malam, Budi, seorang eksekutif sukses,
seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah,karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.
Pada suatu malam, Budi, seorang eksekutif sukses,
seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah,karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.
![]() |
model |
Budi menengok ke arahnya, sambil
menurunkan kacamatanya,kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi
"Wah,.........buku
baru ya Jes?"
"Ya papa"
Jessica
berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.
"Bacain
Jessi dong Pa" pinta Jessica lembut.
"Wah papa sedang sibuk
sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat.
BACA JUGA : Mikail dan Jibril yang menangis
BACA JUGA : Mikail dan Jibril yang menangis
![]() |
illustration |
Jessica bengong sejenak, namun ia
belum menyerah.
Dengan suara lembut dan sedikit
manja ia kembali merayu
"pa, mama bilang papa mau
baca untuk Jessi".
Budi mulai agak kesal, "Jes
papa sibuk, sekarang Jessi suruh mamabaca ya"
"Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu"
"Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu"
"Lain kali Jessica, sana!
papa lagi banyak kerjaan"
Budi berusaha memusatkan
perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica
menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan
tiba-tiba ia mulai lagi.
"Pa,.. gambarnya bagus, papa
pasti suka"
"Jessica, PAPA BILANG, LAIN
KALI!!" kata Budi membentaknya dengan keras.
Kali ini Budi berhasil, semangat
Jessica kecil terkulai, hampir menangis , matanya berkaca-kaca dan ia bergeser
menjauhi ayahnya
"Iya pa,. lain kali ya
pa?"
Ia masih sempat mendekati ayahnya
dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan
sang Ayah.
"Pa kalau papa ada waktu,
papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".
Hari demi hari telah berlalu,
tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak
pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya. Hingga
suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!" beberapa tetangga
melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang
pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi.
Tubuh Jessica mungil terhentak
beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan
secepatnya.
Selama perjalanan menuju rumah
sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih,
"Jessi takut Pa, Jessi takut
Ma, Jessi sayang papa mama"
Darah segar terus keluar dari
mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit
terdekat.
Kejadian hari itu begitu
mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi
sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang
sangat sederhana.. pun tidak terpenuhi.
Masih segar terbayang dalam
ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan
sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali",...papa
baca keras-keras yaPa, supaya Jessica bisa denger"kata-kat a Jessi
terngiang-ngiang kembali.
Sore itu setelah segalanya telah
berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang
Jessica kecil tidakakan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri
imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.
Bukunya sudah tidak baru lagi,
sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi
lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.
Budi menguatkan hati, dengan mata
yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara
keras,tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya
dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata.
"Jessi dengar papa baca
ya"selangbeberapa kata,.. hatinya memohon lagi
"Jessi, papa mohon ampun
nak"
"papa
sayang Jessi!"
Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa
menahan itu Budi bersujud dan menangis memohon satu kesempatan lagi untuk
mencintai.
Penyesalan memang selalu muncul
belakangan.
Tapi mari kita belajar dari cerita singkat ini, bahwa semua yang bersumber dari Allah,
Akan kembali kepadanya. tapi sebelum itu, Allah menitipkan kepada kia untuk mencaga Anugerahnya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Saran dan Komentarnya..
( No Spam dan Konten Dewasa )