Ilustration |
Di zaman Rasulullah saw, ada seorang janda cantik yang ditinggal mati suaminya yg bernama Malik bin Nadhir. Namanya Rumaysha binti Milhan an-Najjariyyah, yang biasa dipanggil dengan sebutan Ummu Sulaim.
Ketika tersebar berita bahwa Ummu Sulaim menjadi janda, banyak lelaki ingin bersanding hidup dengannya. Lelaki mana yang tidak mendambakan wanita seperti Ummu Sulaim? Ummu Sulaim adalah tipe wanita yang memiliki inner-beauty: bukan hanya cantik wajahnya, namun baik pula perilakunya dan cerdas pula akalnya.
Salah satu lelaki yang berhasrat dengan Ummu Sulaim adalah Zayd bin Sahl an-Najjari, yang biasa dipanggil dengan sebutan Abu Thalhah. Abu Thalhah adalah seorang lelaki terhormat, gentle, dan kaya. Dengan kelebihannya itu ia berniat melamar Ummu Sulaim, dan ia yakin tidak akan ada lelaki lain yang bisa mengungguli kelebihannya itu.
Baca Juga : Kisah Cinta Zulaikha dan Yusuf As
Maka, berangkatlah Abu Thalhah menuju rumah Ummu Sulaim.
Dalam perjalanan, Abu Thalhah teringat bahwa Ummu Sulaim sudah mengikuti agama Muhammad (masuk Islam) berkat dakwah Mush‘ab bin Umayr. ‘Tapi, apa urusannya denganku? Bukankah mantan suaminya mati dalam keadaan mengikuti agama nenek moyangnya, tidak masuk Islam?’, begitu kata hati Abu Thalhah. Maklum, Abu Thalhah adalah seorang non-Muslim.
Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,
"Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba Anda tebak apa keinginan saya?"
"Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan," kata Abu Thalhah.
"Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam," tukas Ummu Sualim tandas.
"Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?" tanya Abu Thalhah.
"Tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah sendiri," tegas Ummu Sulaim.
Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah Saw. yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah Saw. berseru, "Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya."
Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim?
Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah Saw. lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, "Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya."
by : padhydhy
Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, "Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya." Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.
Kisah lamaran Abu Thalhah kepada Ummu Sulaim menjadi buah-bibir. Sampai-sampai banyak orang berkata, ‘Tidak pernah kami dengar ada mahar yang lebih mulia dibanding maharnya Ummu Sulaim, karena maharnya adalah Islam’.
Selama berumahtangga, Abu Thalhah dan Ummu Sulaim dikaruniai 9 anak laki-laki.
Lalu, apa yang istimewa dari anak-anak mereka?
Yang istimewa adalah: semuanya hafal al-Quran!
Subhanallah...
Semoga artikel ini bermanfaat...
Wassalam..
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Saran dan Komentarnya..
( No Spam dan Konten Dewasa )