Assalamu Alaikum..
Kali ini saya akan membagikan sebuah kisah menarik tentang Rasulullah SAW yang kita tahu sebagai pemimpin kita mat islam...berikut ini ulasannya..
Seorang wanita datang kepada Rasulullah saw .Ia menyerahkan kain yang
ditenunnya sendiri dan diserahkan kepada Rasulullah saw sebagai rasa
cintanya kepada Rasulullah saw,
Dengan senang hati Rasulullah saw
menerima pemberian itu dan memakainya. Dengan memakai kain pemberian
wanita itu, Rasulullah saw keluar menemui sahabatnya.
Salah seorang dari
sahabat melihat begitu indahnya kain
yang dipakai Rasulullah saw, lau berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah
indahnya kain yang engkau pakai itu. Betapa senangnya jika aku
memakainya," ujarnya. "Baiklah," jawab Rasulullah singkat. Setelah
keluar dari suatu majelis, Rasulullah datang lagi ke tempat itu, tetapi
tidak lagi menggunakan kain tenun yang baru dipakai itu. Kain pemberian
wanita itu berlipat di tangannya, dan kemudian diserahkan kepada sahabat
yang memujinya tadi. "Terimalah kain ini dan pakailah," ujar Rasulullah
saw.
Melihat peristiwa itu, banyak sahabat yang mencela lelaki itu. Kain
pemberian wanita itu sangat disenangi Rasulullah saw karena itu
dipakainya, tetapi Rasulullah tidak pernah menolak permintaan seseorang.
"Mengapa engkau masih memintanya?" sungut para sahabat. Apa jawab
sahabat yang meminta kain kepada Rasulullah saw, "Saya minta kain itu
bukan untuk saya pakai, melainkan untuk saya gunakan untuk kain
kafanku."
RAHASIA KHUSYUK DALAM SEMBAHYANG Seorang ahli ibadah bernama
Isam bin Yusuf, dia sangat wara 'dan sangat khusyuk shalatnya. Namun dia
selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu
bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk
memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
Pada suatu
hari, Isam menghadiri majelis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan
bertanya: "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan shalat? "
Hatim berkata: "Bila masuk waktu sholat aku berwudhu 'zahir dan batin."
Isam bertanya, "Bagaimana wudhu lahir dan batin itu?" Hatim berkata,
"Wudhu lahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu
dengan air. Sementara wudhu batin adalah membasuh anggota dengan tujuh
hal: -
1. Bertaubat
2. Menyesali dosa yang dilakukan
3. Tidak
tergila-gilakan dunia
4. Tidak mencari / mengharap pujian orang (riya ')
5. Tinggalkan sifat bangga
6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu
7.
Meninggalkan sifat dengki Selanjutnya Hatim berkata,
"Kemudian aku pergi
ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku
berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di
hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat
maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah
berdiri di atas titian 'Sirratul Mustaqim' dan aku menganggap bahwa
shalatku kali ini adalah shalat terakhirku, kemudian aku berniat dan
bertakbir dengan baik.
Setiap bacaan dan doa dalam shalat kufaham
maknanya, kemudian aku ruku 'dan sujud dengan tawadhu', aku bertasyahhud
dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah
aku bersholat selama 30 tahun. "Apabila Isam mendengar, menangislah dia
karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan
Hatim.
Semoga Artikel ini bermanfaat bagi kita semua Teria Kasih
Edit by PaDhydhy
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Saran dan Komentarnya..
( No Spam dan Konten Dewasa )