Syaikh Abu Abdirrahman meriwatkan kisah ini yang semuanya terjadi di
Arab Saudi. Kisah ini bermula dari waktu lahirnya seorang bayi lalu pada
hari kelahirannya wafatlah ibunya. Bapaknya bingung dalam hal
pendidikannya, lalu bibinya mengambilnya untuk hidup bersama
anak-anaknya. Bapaknya sibuk dalam pekerjaan-pekerjaannya pagi dan sore.
Ia tidak tahan hidup menyendiri tanpa
istri yang bisa berbagi suka dan duka dengannya. Lalu dia menikah
setelah tujuh bulan dari wafat istrinya.
Istrinya yang baru
melahirkan dua anak untuknya; anak perempuan dan anak laki-laki. Lalu
setelah itu dia memutuskan untuk menghadirkan anak laki-lakinya (dari
istri pertama) agar hidup bersama mereka. Umur anak lelakinya belum
lebih dari 4 tahun, istrinya tersebut bersikap tidak baik terhadap anak
lelakinya dan tidak memperhatinkannya. Dia juga menyerahkan urusan anak
terseubt kepada pembantu sebagai tambahan dari pekerjaan-pekerjaannya di
rumah tersebut, yaitu: mencuci, bersih-bersih dan menyapu. Ibu ini
tidak ragu untuk melemparkan (menyerahkan) kebanyakantugas-tugas rumah
tangga yang memang menjadi tugasnya kepada pembantunya.
Pada
suatu hari di musim dingin yang menusuk tulang sang istri memanggil
keluarganya untuk makan malam. Dia memperhatikan keluarganya dan
anak-anaknya meremehkan si kecil yang tidak mempunyai siapa-siapa
kecuali hanya Allah Ta'ala, sampai pembantu tersebut sibuk mengurusi
hidangan makan malam tersebut dan melupakan si kecil.
Berkumpullah keluarganya disisi sikecil bermain dengan anak-anak lain
dari satu tempat ke tempat lain sampai datang waktu makan malam.
Mulailah dia melihat makanan yang bermacam-macam. Setiap anak (atau
orang) menjurlurkan tangannya ke makanan dan manisan untuk memakannya
dan menghilangakan rasa laparnya. Ibu tiri itu tidak memberinya apa-apa
kecuali sebagian nasi di sebuah piring, seraya berkata membentak:
"Pergilah dan setiap makan malammu diluar rumah.” Sikecil mengambil
piring tersebut dan membawanya keluar, sedangkan mereka asyik makan
malam.
Si kecil berada dalam udara yang sangat dingin yang
bersegera menuju belakang salah satu pintu sambil makan apa yang
diberikan padanya seperti kucing seolah-olah makanan tersebut bukan
berasa dari jerih payah bapaknya. Tak seorangpun bertanya kemana dia
pergi sedangkan si pembantu sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk dan
sikecil tidur di tempatnya. Keluarga si istri keluar setelah minta izin
kepada yang lain. Dan setelah selesai makan tuan rumah menyuruh pembantu
untuk membersihkan rumah dia beristirahat ke kasurnya dan suaminya pun
pulang.
Dia masih saja meneruskan tidurnya setelah suaminya
bertanya tentang anak laki-lakinya, dia cuma menjawab bahwa dia tidak
tahu. Si kecil bersama pembantu seperti biasanya, lalu si bapak tidur.
Didalam tidurnya ia bermimpi bertemu istri pertamnya sambil mengatakan
kepadanya: “Carilah anakmu.” Lalu dia tersentak bangun dan menanyakan
kepada istrinya tentang anak lelakinya.
Istrinya berusaha
menenangkannya dengan mengatakan bahwa anak laki-lakinya bersama
pembantu. Sang suami tidak memaksakan dirinya untuk memastikannya. Iapun
tidur lagi dan bermimpi dengan mimpi yang sama dan terbangun.
Si istri berkata kepadanya: “Itu Cuma mimpi. Lalu dia kembali tidur dan
bermimpi bertemu istri pertamanya lagi sambil berkata kepadanya:
"Masalahnya sudah selesai; anakku sudah dikembalikan kepadaku."
Lalu dia terbangun dalam keadaan kaget dan mulai mencari anak
laki-lakinya di pembantunya, ternyata dia tidak menemukannya padanya.
Diapun sangat bingung dan mulailah dia bergegas didalam rumahnya dan
mencarinya kesetiap pojok rumah sampai di mendapatkan si kecil yang
mendekap dirinya dan badannya sudah membiru, tak bernyawa lagi,
sedangkan disampingnya ada sepiring nasi yang sudah dia makan
sebagianya…!!!
Astaghfirullah, inna lillah wainna ilaihi raji’un.
Artikel ini di edit oleh PaDhydhy
kunjungi juga INI
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Saran dan Komentarnya..
( No Spam dan Konten Dewasa )